Sunday, January 25, 2009

gengsi


"lo dengan pride lo yang tinggi itu..."

damn. kadang gue suka sebel banget dengan gaya hidup gue yang penuh gengsi. gue terlalu banyak memilih. sampai akhirnya kehabisan waktu untuk ngambil keputusan.

sejak kecil gue uda sadar dengan gaya2 gengsi yang berlebihan ini. oya, gengsi disini bukan berarti pake barang2 mahal, tapi lebih ke perasaan yang selalu merasa tinggi dari orang lain dan elegan. puih!

waktu kecil gue disuruh nyokap untuk ikut les karate. tapi gue ga mau ikut karena ga punya baju karate-nya. padahal banyak temen2 gue yang ikut dan ga punya baju karate.

walau sekarang gue ga punya kemampuan karate, tapi gue bisa debus loh! makan beling atau sekedar jadi kuda lumping :D

bahkan ketika uda dewasa pun (eh uda gede ding, bukan dewasa) gaya sok tinggi, ga mau diremehin, merasa hebat sendiri, belum ilang2 juga.

sedikit banyak, penyebab kenapa keluarnya gue dari kerjaan wartawan yang sering ditanyain orang2 ya karena gengsi itu tadi. gue ga bisa diperbudak. gue ga bisa disuruh. sampai sekarang bahkan untuk dimintain tolong aja gue bisa nolak dengan santainya.

gue hidup dengan gengsi gue. pride gue. keangkuhan gue. itulah yang ngebuat gue hidup dengan berkelas.

untuk menjaga gengsi itu gue kadang suka berpura2. damn. i'm so fake. gue pernah bilang, "this is not a real me!" dia ga percaya. ya sudahlah. ??

gue ga akan pernah melepas harga diri dan idealisme demi apapun. gue hanya akan melepas celana gue untuk dian sastro. titik.

berikan senyummu


Mengerti merupakan suatu proses yang tiada henti, tidak mungkin proses tersebut berhenti lalu kau mengerti, tidak, kau belum mengerti…

…kau dapatkan apa yang kau mau…

Jangan kau paksa aku, atau aku akan menjauh.
Jadi kau menggertakku.
Tidak.
Lantas apa kalau begitu.
Aku tak tau, yang aku ingin kau jangan paksa aku.
Baiklah kalau itu maumu, tapi kau harus beri janjimu untukku.
Janji apa?
Ya agar hatiku dapat tenang dalam sepiku tanpamu.
Apa...
Aku tak tau.
Kau tak tau pula, lantas bagaimana.
Paling tidak berikan senyummu untukku.
Apa...
Ya senyummu yang terindah hanya untukku.
Seperti apa (tertunduk sambil tersipu, dengan senyum simpulnya)?
Ya seperti itu, terimakasih ya…
Apa…


Kau takkan pernah tau kalau kau tak mencoba

Tuesday, January 13, 2009

gue udah berani


dari belasan kisah yang lalu, baru kali ini gue berani untuk bicara dan berdekatan (lagi). sisanya gue selalu takut untuk mendekat. takut untuk terlihat dan bertatap.

tapi kali ini, walau kita udah bicara dan dekat lagi (juga secara harfiah), gue nggak berani untuk tanya dia atau minta dia untuk kita tinggal serumah (mungkin belum).

hemo in panic


whatsup bro! my latest fuckin' brand new syle, fuck!! (beh berasa di bronx ban-get). i named hemo in panic.

kita pacaran


kita saling tatap. kita ngobrol. kita making out. kita pacaran.
dia keliatan bosan. trus gue tanyain, "kamu bosen ya disini, mau hang out sama temen2 kamu ya. ya uda kamu telpon aja Sisi."

gue tatap dia dalam2. indah sekali perempuan ini. mungkin buat kebanyakan orang dia cuma bidadari yang ga mungkin tersentuh. tapi untuk gue. kita saling tatap. kita ngobrol. kita make out. kita pacaran. dia mirip sekali, terlalu mirip bahkan. ah itu karena dia memang dian sastro.

dia mengangguk, katanya dia pengen nonton live musik di cafe.
"kafe yang dimana Dian?" gue tanya.
"di imperium" jawab dia.
"ya uda aku anterin deh," gue bilang cepat dengan perasaan takut2 kalau dia ga suka gue anterin.
"asiiiiik, mau mau..." jawabnya dengan riang. sambil meluk gue dari belakang.

gue uda nyiapin kendaraan untuk berangkat, tapi sialnya waktu dia gue cari2 malah ga ada. di balik bantal ga ada, di bawah tempat tidur ga ada. ogh..gue belum sempet meluk dia eh maksudnya nganterin dia.

baru kali ini gue bisa ngerasain lagi gembiranya jatuh cinta, gembiranya diperhatikan dengan tulus seperti 2 atau 3 tahun lalu. walau cuma mimpi, ya sudah lah....

note: duh malu2in banget sih nulis kek ginian :P

Tuesday, January 6, 2009

wartawan lagi


gue ditawari jadi wartawan lagi. terimakasih buat temen2 yang masi inget n uda merekomendasikan gue. tapi maaf banget ya. gue udah ga mau jadi wartawan lagi (seumur hidup). tapi entahlah jalan hidup selanjutnya, kali aja dian sastro jadi istri gue trus minta gue jadi wartawan lagi :D


tapi kalo ada yang punya info soal lowongan di concept atau babybos, kabarin gue (loh kok malah promosi).

anyway, makasi teman. tsaah...!